PALU, Kabar Selebes – Meski sering mendapat sorotan negatif, industri kelapa sawit di Sulawesi Tengah ternyata memiliki dampak positif yang signifikan bagi kemajuan wilayah.
Simpra Ulit Tajang, Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Dinas Perkebunan dan Perternakan (Disbunak) Sulawesi Tengah, menyoroti kontribusi strategis industri kelapa sawit dalam pemekaran daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam sebuah acara hasil kerja sama antara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Tengah, Simpra menjelaskan bahwa pada tahun 2023, pemerintah setempat menerima pemasukan sebesar Rp80 Milyar dari dana bagi hasil industri kelapa sawit.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa 80% dari dana tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur, termasuk perbaikan jalan di kabupaten dan provinsi.
“Kita bisa lihat di Morowali Utara, Morowali, itu luar biasa,” kata Simpra, merujuk pada dampak positif industri kelapa sawit terhadap kemajuan wilayah.
Selain pembangunan infrastruktur, industri kelapa sawit juga berperan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), seperti pemberian beasiswa untuk siswa-siswi terbaik di Sulawesi Tengah dan pelatihan bagi para petani terkait praktik industri kelapa sawit.
Simpra memberikan contoh nyata dari dampak positif tersebut, dengan menyebutkan bahwa anak seorang pekebun kelapa sawit diberikan biaya subsidi untuk bersekolah di Jogja, termasuk biaya perjalanan dari rumah hingga kembali ke rumah.
Dia menekankan bahwa industri kelapa sawit tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga berdampak positif pada pendidikan dan pengembangan keterampilan masyarakat.
Namun, Simpra juga menyampaikan keprihatinannya karena fakta-fakta positif industri kelapa sawit sering kali terlupakan dalam pemberitaan media.
“Kalau kita lihat, pemberitaan terkait sawit di media banyak negatifnya, karena mendapatkan info dari sumber yang negatif juga. Tetapi apabila kita langsung melihat fakta yang ada di lapangan, bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat dari sawit, itu dapat terlihat,” ujar Simpra.
Ketua GAPKI cabang Sulawesi, Dony Yoga Perdana, menambahkan bahwa media memiliki peran krusial dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap industri kelapa sawit.
Dony menekankan pentingnya kolaborasi antar semua pemangku kepentingan di Sulawesi Tengah untuk menciptakan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan berkembang lebih besar lagi.
“Kami sadar, jurnalis mempunyai peran sangat besar bagi persepsi masyarakat luas, setiap goresannya mampu mengubah persepsi seseorang, sekelompok, bahkan menjadi keyakinan bersama,” ujar Dony.
Ia juga menegaskan bahwa setiap informasi dari wartawan memberikan edukasi kepada masyarakat, sangat penting dalam pengembangan sosial ekonomi sebuah wilayah. ***