PALU, Kabar Selebes – Rektor sekaligus Guru Besar Filsafat Islam, Profesor Lukman Thahir, menggagas konsepsi Mutiara Keilmuan di Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama. Gagasan ini bertujuan menyatukan dikotomi antara ilmu umum/sains dengan ilmu agama, yang selama ini berjalan secara terpisah.
“Saat ini kita masih terjebak dalam dikotomi ilmu. Oleh karena itu, Mutiara Ilmu hadir sebagai konsepsi kebutuhan metodologis atas perkembangan ilmu keislaman dengan ilmu umum di zaman modern,” ucap Profesor Lukman Thahir, di Kota Palu, Jumat (5/9/2025).
Kerangka pemikiran ini ia sampaikan dalam Kuliah Umum yang dihadiri ribuan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Menurutnya, paradigma ini mengadopsi cara kerja tiram dalam membentuk mutiara, di mana tiram berfungsi sebagai pelindung dari benda asing. Konsepsi ini pun akan melindungi paradigma keislaman di kampus, namun tetap terbuka terhadap masuknya ilmu-ilmu sains.
Dalam paradigma Mutiara Keilmuan, ilmu umum akan diolah menggunakan pendekatan wahyu dalam Islam. Pendekatan ini berfokus pada tiga aspek utama: penguatan akidah, syariah, dan akhlak. “Pendekatan wahyu inilah yang diintegrasikan dengan ilmu-ilmu umum, yang orientasinya tetap mengarah pada penguatan akidah, syariah, dan akhlak. Jadi ilmu umum tidak mengubah fondasi awal,” kata Lukman.
Selain itu, konsepsi ini juga diperkuat dengan pandangan dari tokoh-tokoh Islam klasik. Dengan semangat ini, Profesor Lukman Thahir berharap dapat menginspirasi civitas akademika UIN Datokarama untuk berpikir dan berkarya dengan paradigma baru.
Gagasan ini mendapat sambutan positif dari mahasiswa dan akademisi. UIN Datokarama berharap konsepsi ini dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan karakter mulia.
“Kami ingin menciptakan akademisi yang mampu melihat Tuhan dalam setiap fenomena alam dan manusia,” tutup Profesor Lukman penuh optimisme.